14 Julai 2004

Kasus Pemurtadan di Sumbar Bagian Konflik Barat-Timur

Bismillahirrahmanirrahim

Selasa, 13 Juli 2004 17:09:00

Padang-RoL-- Sosiolog dari Sumbar, Dr Moechtar Naim menyebutkan, kasus-kasus pemurtadan di Sumbar saat ini merupakan bagian dari konflik global antara pihak Barat (nonmuslim) dengan pihak Timur (muslim) usai berakhirnya perang dingin antara bekas negara Uni Sovyet dan sekutunya dengan Amerika bersama sekutunya.

Kasus pemurtadan (pindah agama) di Sumbar tidak berdiri sendiri tapi bagian dari konflik global di dunia antara barat dan timur, ujar Moechtar yang juga anggota MPR-RI asal Sumbar itu di Padang, Selasa.

Konflik dua "kutub" dengan latar belakang dan kepentingan berbeda ini merupakan bagian dari dikotomi kehidupan manusia sejak ratusan tahun lalu, tambahnya.

Menurut dia, fakta konflik Timur dan Barat di sisi ajaran agama ini telah ditemukan sejak ratusan lalu hingga saat ini. Sebagai contoh di wilayah Asia Tenggara seperti konflik di Mindano Filipina yang berawal tersingkirnya kaum muslim dari Manila ke wilayah selatan Filipina.

Padahal tambahnya, ibukota Manila didirikan raja muslim Kerajaan Melayu di daerah itu yang kebetulan punya garis keturunan dari Minangkabau (Sumbar). Namun proses sejarah yang diwarnai permurtadan kaum muslim besar-besaran di negara itu menyebabkan sejarah kejayaan Islam di daerah itu lenyap.

Kasus serupa juga terjadi pada kaum muslim melayu di Singapura yang akhirnya tersingkir karena proses pemurtadan sehingga saat ini negara itu mayoritas dikuasai keturunan Cina nonmuslim.

Moechtar menyebutkan, di Indonesia kasus serupa juga terjadi ditandai dengan terus berkurangnya jumlah kaum muslim di negara berpenduduk sekitar 210 juta jiwa ini.

Menurut dia, pada tahun 70-an jumlah kaum nonmuslim Indonesia hanya 4,5 persen dari total penduduk, tapi saat ini mencapai 20 persen dan pertengahan abad ke-21 diperkirakan menjadi 50 persen.

Kenyataan ini menunjukkan, proses permurtadan tengah gencar terjadi di Indonesia saat ini melalui berbagai cara, terutama terjadi melalui bidang pendidikan, pengobatan rumah sakit, kegiatan sosial dan keberadaan panti asuhan, tambahnya.

Ia mengatakan, Sumatera Barat ternyata menjadi salah satu daerah garis depan pemurtadan di Indonesia yang faktanya nampak di lapangan. "Saat ini Sumbar telah dikelilingi aksi permurtadan terhadap kaum muslim," tegasnya.

Faktanya, ujar Moechtar, seperti di Kabupaten Pasaman pada tahun 70-an tidak ditemui tempat ibadah nonmuslim, tapi saat ini jumlahnya telah mencapai puluhan dan sudah banyak kaum muslim didaerah itu yang murtad (pindah agama).

Demikian pula di daerah Sitiung, Sawahlunto Sijunjung, meskipun tidak terlalu berhasil namun juga ada orang Minang yang murtad. Kurang berhasilnya proses ini di Sitiung karena mayoritas kaum pendatang di daerah itu berasal dari Jawa Timur yang punya basis Islam kuat, katanya.

Daerah Sumbar yang mulai dikuasai nonmuslim adalah Lunang Silaut dan Kepulauan Mentawai, tambah Moechtar.

Kasus menghebohkan juga terjadi seperti di Tilatang Kamang, Kabupaten Agam dengan ditemukannya 200 Al Qur'an yang pada bagian dalam kulit sampulnya terdapat tulisan ajaran agama nonmuslim.

Masalah ini berlanjut dengan ditemukannya keganjilan penulisan sejumlah ayat yang ditemukan dari sampel 200 Al Qur'an yang telah disita aparat kepolisian ini.

Menurut Moechtar Naim, proses pemurtadan tidak saja terjadi pada orang Minang di Sumbar, tetapi juga di perantauan dengan berdirinya tempat ibadah nonmuslim berarsitektur "bagonjong" yang merupakan ciri khas rumah "adat gadang" (rumah adat Minangkabau) di Jakarta.

Selain itu, tambahnya, juga telah ada orang Minang yang menjadi tokoh agama nonmuslim di Jakarta.

Misi FAKTA
Ia menyatakan, kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena bukan tidak mungkin target pemurtadan mencapai 50 persen terhadap kaum muslim Indonesia pada pertengah abad ke-21 akan menjadi kenyataan.

Sehubungan kekhawatiran itu, di Sumbar sejak 11 Juni 2004 telah didirikan FAKTA (Forum Aksi Bersama Anti Pemutadan) Sumbar dimana Moechtar Naim merupakan salah seorang pendirinya.

Moechtar menyatakan, FAKTA bukan bentuk kebencian terhadap kaum nonmuslim atau anti agama lain, tetapi keberadaannya untuk melindungi kaum muslim terhadap aksi pemurtadan yang melanggar hukum.

"FAKTA tidak antikaum nonmuslim tapi akan berjihad jika terjadi pemurtadan yang dilakukan dengan cara melanggar hukum," tegasnya.

FAKTA telah menyusun kekuatan secara legal tanpa melanggar hukum dan mempertahankan hak sesuai hukum yang belaku. Forum ini menginginkan Sumbar aman dan bersahabat serta rukun dengan sesama umat beragama, tambahnya.

FAKTA yang diketuai H Maat Acin dan Penasehat Dasrlu Lamsudin itu, merupakan forum bersama dari sejumlah lembaga seperti Pusat Penelitian Islam Minangkabau (PPIM), LSM Paga Nagari, Pemuda Muslim dan ormas Islam lainnya.

Ketua FAKTA, Maat Acin mengatakan, misi forum ini adalah membebaskan Sumbar dari pemurtadan yang melanggar hukum.

Untuk itu, FAKTA telah menyusun program dan kekuatan antara lain, menggelar diskusi dengan pihak terkait sekali sebulan, advokasi terhadap korban permurtadan dengan cara melanggar hukum, investigasi kasus permurtadan dan melakukan aksi massa untuk menekan kasus pemurtadan. Ant/fif

5 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

saya percaya Tuhan bekeja melalui anda,mungkin anda belum mengerti sekarang.. tapi saya akan berdoa untuk anda dan orang orang seperti anda untuk terima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat anda...sehingga anda dapat rasakan kehadiran dan kasihnya..siapapun yang mencari Tuhan dengan sungguh pasti akan menemukan...anda pasti akan temukan Yesus...karena dia yang mencari anda God Bless u all

Tanpa Nama berkata...

tiada sesuatupun yang setara dengan Nya.Dialah Allah yang maha Esa.tiada sekutu baginya.Maha suci Allah yang jadi dengan sendirinya .serta Maha suci Allah dari apa-apa yang mereka[orang-orang kafir]sifatkan. wallahualam bissawab

Tanpa Nama berkata...

Mari kita semua mau berrendah hati agar kita mengerti kekurangan serta kesalahan kita, dan mau berbesar hati mengakui kelebihan orang lain.
Biarkan Allah dengan Kesucian-Nya menguasai hati dan pikiran kita agar kita tidak pernah mampu berlaku curang maupun jahat pada setiap manusia yang adalah ciptaan Allah.
Biarkan setiap orang memiliki kesempatan yang bebas untuk belajar agama apapun serta kebebasan untuk memeluknya.
Allah terlampaui berkuasa melebihi atas apa yang Ia kehendaki tanpa perlu bantuan kita, sebab Ia Maha Kuasa.

Tanpa Nama berkata...

BOLEH DONG NUMPANG DAKWAH DISINI ;)

Tanpa Nama berkata...

pembantaian orang sunda di sunda kelapa oleh falatehan alias fatahillah adalah genosida paling berdarah dalam sejarah yang tidak pernah terungkap.seolah tabu atau darah sunda adalah halal hal tsb tidak pernah disebut dalam sejarah indonesia yang memang tidak jujur dan sering memutar balik fakta.
sejak jaman majapahit orang sunda sudah sering dilecehkan oleh jawa majapahit yang merasa superiur dari orang sunda sampai pada perang bubat jawa membantai sunda bagaikan membantai kambing potong.kebiasaan ini menurun pada demak dan malaka yang dibawah kekuasaan demak.demak membantai sunda di banten dan terjadi genosida bahkan bahasa banten pantai pun jadi bahasa jawa hal yang sama dialami sunda kelapa.orang sunda dibantai habis bahasa sunda tidak ada lagi jadi bahasa melayu yakni bahasanya tentara falatehan yang asal malaka.malaysia.dipinggiran jakarta dijadikan basis jawa dan berbahasa betawi orak.adalah tentara jawa yang dapat tanah rampasan dari orang sunda betawi orak(jawa)ini terdapat dipinggir kota jakatra seperti tanggerang,depok,citeureub,bekasi bahkan sampai jonggol diutara cianjur.mereka adalah merupakan penjaga perbatasan jakatra terhadap bahaya laten sunda.
perempuan sunda boleh dijadikan gundik tak perlu dinikahi sebagai mana kultur budaya majapahit dan mereka melecehkan dengan nama sundal.atau sundel yang kemudian jadi hinaan sebagai “sundel bolong”perempuan jahat,perempuan tidak benar,perempuan busuk dengan pinggang yang busuk borokan besar bolong,perempuan penghisap darah dst
bila ada yang jatuh cinta dengan wanita sunda orang betawi sering mengatakan awas dieret sunda,wanita sunda pengeretan.awas diguna guna sunda hati hati makan dirumah sunda,kalau ada orang betawi beristeri orang sunda bangkrut katanya"wajar bangkrut kawin sama sunda"
kalau jadi gila katanya "kawin sama sundawi masa gak mau gile.ringkas kata betawi melayu yang kawin sama sunda=outcast=salah sendiri=salah pilih=wajar kalau celaka.
kalau ada orang betawi mukuli isteri atau anak tetua betawi sering menasehati jangan pukul isteri atau anak kalau hati sedang dongkol pukul sunda saja. dst dst
disamping membantai orangnya bahasa sunda sudah mati di sunda kelapa dibantai oleh melayu dari malaka dibawah pimpinan falatihan dari demak dibantu tentara malaka(melayu/malaysia)sebagian besar sunda pantai utara dibasmi dibantai muslim sehingga kini seluruh pantai utara tiada lagi sunda.dan kata pejajaran buat sunda merupakan kerajaan yang agung.tetapi buat orang melayu jakatra (kemudian jadi betawi)dan jawa pantura pejajaran adalah makian hal ini masih terkadang terdengar di betawi yang sudah lenyap sundanya bila orang betawi memaki orang”dasar pejajaran sialan loe”bila melihat sesuatu yang ganjil misalnya meteor(bintang jatuh dengan api berekor)maka orang betawi mengatakannya itu beraja api teluh pekerjaan setan pejajaran.
dan masih banyak lainnya.
kebiasaan menjagal sunda tidak berahir pada masa pengislaman jawa barat saja tapi terus berlangsung hingga jaman merdeka dimana penguasa banyak jawa sang ratu adil telah tiada
maka oto iskandar dinata(otista)di comot/diculik dilenyapkan dipenggal kepalanya oleh laskar islam(laskar hitam)di banten!!yang nyuruh laskar hitam atau sang dalang tidak terungkap.
disamping otista masih ada lagi tokoh sunda yang dilenyapkan yaitu:
ukar barata kusumah
niti somantri dan
puradiredja.mereka korban penghilangan paksa jaman merdeka
sampai detik ini sunda tidak pernah diakui setulus hati.celakanya banyak orang sunda yang menganggap sultan banten dan falatehan serta begundalnya sijayakarta pahlawan sunda,
sungguh tragis.nasib sunda!!!!